PALEMBANG - Ajang PON XVI telah berakhir, Lampung akhirnya hanya
menempati di urutan ke delapan dari target loima besar yang dicanangkan.
Kegagalan mempertahankan posisi ini memang mengecewakan semua pihak. Ketua
kontingen Lampung, Amir Iskandar ketika ditemui di mess atlet berpendapat bahwa
kurangn objektifnya para pengadil di lapangan.
"Saya merasa wasit yang memimpin pertandingan di PON kali
ini tidak objektif. Ada beberapa cabang yang memang saya saksikan sendiri, itu
sangat-sangat tidak objektif wasit atau juri memberikan penilaian. Ada nuansa
skenario untuk menjegal langkah kita, seperti di taekwondo, karate dan juga
silat," terang Amir.
"Yang pasti saya kurang puas dengan 21 medali eams,
seharusnya kita bisa lebih banyak lagi, namun akrena wasit tidak objektif, ya
inilah yang kita dapat. Protes sudah kita lakukan, tapi gak ngerubah keputusan
apa-apa. Saya melihat ajang prestasi sudah dikalahkan oleh prestise,"
tambah Amir. Memang dalam beberapa cabang tertentu, banyak keputusan wasit yang
dinilai tidak objektif. Wasit sebagai pemegang keputusan di lapangan memang
sangat menentukan hail pertandingan. 'Wasit itu hakim, jadi dia yang menentukan
keputusan," tambahnya.
Mantan Kapolda Sultra juga mengatakan bahwa beberapa daerah
masih mengandalkan permainan keras. "Seperti halnya sepakbola, masih
banyak tim-tim yang mengandalkan permainan keras, termasuk kita. Ini harus
segera ditingggalkan, kta harus mengubah cara-cara keras seperti ini. Tunjukkan
seni bermain yang indah degan teknik, main pake otak bukan pake otot, iotu
kalau kita ingin maju" paparnya.
Mengenai keterpurukan Lampung di PON kali ini, komisaris ASABRI
ini berpendapat bahwa hal ini haruslah dijadikan sebuah pelajaran berharga.
"Sya sesuai dengan falsafah olahraga, kita harus terima kenyatan kita
gagal. Kita akui prestasi daerah lain lebih bagus dari kita. Medali kita memang
lebih banyak dari PON lalu, tapi dari posisi kita kan turun. Inilah yang harus
kita renugkan bersama. PON ini kita jadikan pelajran behargan guna pembinaan
yang lebih baik lagi," urainya.
Mulai sekarang kita harus segera benahi olahraga Lampung, mulai
dari organisasinya dulu. Kita kan banyak sekali pengda, pengcab, koni daerah,
koni kabupaten. Itu harus terorganisir dengan baik. Pembinaan ke depan haruslah
memakai konsep, bukan secara reaktif. Kita harus bisa merencanakan dengan
matang sebuah pembiaan yang berkelanjutan. Tidak hanya pas ada PON saja,"
terang Amir.
Amir juga menyatakan bahwa potensi atlet di daerah lampung
besar, hanya saja kurangnya penggalian potesni tersebut. "pencarian bibit
atlet di daerah harus dilakukan. Atlet-atlet senior kita tugaskan untuk cari
bibit-bibit berbakat, masuk ke desa-desa mencar warga yang memang
potensial," paparnya.
Dari 32 cabang olahraga yang diikuti Lampung, hanya 18 cabang
yang menyumbangkan medali, lainnya tidak. Dari 18 cabang tersebut, mirisnya
hanya empat yang mampu menyumbangkan emas, yaitu angkat besi, senam, panahan
dan renang.
"Kita harus segera adakan rapat evaluasi, baik melibatkan
panita dan jugfa para tokoh olahraga masyarakat Lampung. Anggaran yang ada ini,
seharusnya kia gunakan untuk pembinaan. Untuk mapa pake atlet luar daerah,
karena mereka tidak ada katan emosional dengan Lampung," ujar Amir. Tidak
harus orang Lampung, yang penting dia ada ikatan emosional dengan daerah kita,
jadi mereka benar-benar berjuang dan tidak bisa dibeli," terangnya.
Saya Bertanggung
Jawab
Disinggung mengenai kegagalan Kontingen lampung di PON kali ini,
Amir dengan lantang menyatakan bahwa itu adalah tanggungjawab dirinya sebagai
ketua kontingen. "Yang bertanggungjawab saya, tapi kegagalan ini ini
adalah kegagalan kita semua. Sebagai ketua, saya secara kstaria harus
bertanggungjawab, tidak ada kambing hitam, sayalah yanbg harus bertangung jawab
karena saya ketua kontingen," pparnya secara tegas. marilah kita sama-sama
mencermati tentang apa yang terjadi, kita tentunya tidak ingin mengulangi hal
ini di kemudain hari. jadi kita smeua harus bisa menerima kekalahan ini dengan
jiwa yang sportif," tambahnya. (cie)
Hari Ini Kontingen
Disambut Gubernur
PALEMBANG - Hari ini, rombongan kontingen Lampung yang terdiri
dari kurang lebih 280 orang atlet dan 50 oficial dan panita akan meninggalkan
kawasan perumahan atlet, Jakabaring. Setelah kurang lebih dua minggu, rombongan
mulai berangkat dari Jakabaring tepat pukul 7 pagi. Rombongan sendiri akan
menggunakan lalu lintas darat dengan kendaraan. Berbeda dengan kenerangkatan
yang mengguunakan kereta api. Sebanyak kurang lebih 11 unit bus dan 14 mobil
akan beriringan melewati jalur linhta stimur menuju Lampung.
"Kita sudah siapkn kendaraannya, kira-kira 11 bus dan 14
mobil akan konvoi lewat jalur lintas timur. Semua rombongan akan berangkat
besok pagi (hari ini, Red)" ujar bagian transportasi, Minto.
Sesampainya di Lampung sendiri, rombongan nantinya akan langsung
disambut oleh gubernur di pendopo Gubernuran. "Rombongan akan disambut
oleh atlet lain yang sudah smpai di tugu adipura, dari situ akan diiringi oleh
Pol Riders menuju pendopo. Guberbnur akan menyambutnya di sana tepat pukul 4
sore," ujar tim aju kontingen, Agung Prasetya Umar.
Dalam peyambutan nantinya, akan ada pengalungan bunga oleh
gubernur kepada para atlet dan pelatih serta ketua kontingen. "Gubernur
akan mengalungkan bunga kepada pelatih angkat besi dan senam, kepada ketua
kontingen, atlet peraih emas terbanyak dan juga pemecah rekor dunia,"
papar Agung.
No comments:
Post a Comment