Monday, July 15, 2013

Yaku Namala, Komiu Mamala, Kitapura Mamala

Membaca judul di atas pembaca pasti bertanya-tanya. Apa arti tulisan itu? Bahasa apa atau orang mana yang "ngomong" begitu? Judul di atas diambil dari bahasa suku Kaeli. Suku masyarakat di kota Palu, Sulawesi Tengah. Jika diartikan adalah: Saya Bisa (yaku namala), Kamu Bisa (komiu mamala), Kita Semua Bisa (kitapura
mamala).

Kata-kata tersebut terucap lantang oleh salah satu peserta Diklat Implementasi Kurikulum 2013 bagi Pengawas dan Kepala Sekolah Sasaran yang dilaksanakan di Palu Golden Hotel pada 8 hingga 14 Juli lalu. Nada optimis tersebut memberi makna mendalam bagi segenap penggerak dan pelaksana Kurikulum baru ini. Dengan keyakinan yang tinggi, kurikulum baru pun siap disebarluaskan ke sekolah sasaran yang memang sudah ditetapkan untuk menjalankannya.


Berburu Kaledo Malah Dapat Yamin "Palsu"

Adhi Arsandi - Palu

Tak ada Kaledo, bakso "yamin dadakan" pun jadi. (Palu_2013)
Sudah menjadi kebiasaan jika tim yang kedapatan "tugas luar" untuk selalu mencari tahu dan ingin mencicipi masakan-masakan atau makanan khas yang ada di daerah. "Icip-icip" kuliner ini juga yang mendorong tim Sulawesi Tengah untuk gencar berburu sajian khas daerah setempat. 

Hidangan tersebut adalah Kaledo. Dari berbagai informasi Kaledo ternyata merupakan singkatan Kaki Lembu Donggala. Merujuk pada satu Kabupaten Donggala di Sulawesi Tengah yang memang penghasil Sapi dan Lembu. Bahkan, konon katanya Sapi berkeliaran bebas di jalan-jalan. 

Suasana puasa semakin menambah rasa penasaran mencicipi Kaledo. Seolah ingin cepat berbuka rasanya. Untung saja, waktu Sulawesi Tengah adalah WITA (Waktu Indonesia Tengah)  yang satu jam lebih cepat dari waktu Bandung yang menggunakan WIB (Waktu Indonesia Barat).