Monday, July 15, 2013

Yaku Namala, Komiu Mamala, Kitapura Mamala

Membaca judul di atas pembaca pasti bertanya-tanya. Apa arti tulisan itu? Bahasa apa atau orang mana yang "ngomong" begitu? Judul di atas diambil dari bahasa suku Kaeli. Suku masyarakat di kota Palu, Sulawesi Tengah. Jika diartikan adalah: Saya Bisa (yaku namala), Kamu Bisa (komiu mamala), Kita Semua Bisa (kitapura
mamala).

Kata-kata tersebut terucap lantang oleh salah satu peserta Diklat Implementasi Kurikulum 2013 bagi Pengawas dan Kepala Sekolah Sasaran yang dilaksanakan di Palu Golden Hotel pada 8 hingga 14 Juli lalu. Nada optimis tersebut memberi makna mendalam bagi segenap penggerak dan pelaksana Kurikulum baru ini. Dengan keyakinan yang tinggi, kurikulum baru pun siap disebarluaskan ke sekolah sasaran yang memang sudah ditetapkan untuk menjalankannya.


Berburu Kaledo Malah Dapat Yamin "Palsu"

Adhi Arsandi - Palu

Tak ada Kaledo, bakso "yamin dadakan" pun jadi. (Palu_2013)
Sudah menjadi kebiasaan jika tim yang kedapatan "tugas luar" untuk selalu mencari tahu dan ingin mencicipi masakan-masakan atau makanan khas yang ada di daerah. "Icip-icip" kuliner ini juga yang mendorong tim Sulawesi Tengah untuk gencar berburu sajian khas daerah setempat. 

Hidangan tersebut adalah Kaledo. Dari berbagai informasi Kaledo ternyata merupakan singkatan Kaki Lembu Donggala. Merujuk pada satu Kabupaten Donggala di Sulawesi Tengah yang memang penghasil Sapi dan Lembu. Bahkan, konon katanya Sapi berkeliaran bebas di jalan-jalan. 

Suasana puasa semakin menambah rasa penasaran mencicipi Kaledo. Seolah ingin cepat berbuka rasanya. Untung saja, waktu Sulawesi Tengah adalah WITA (Waktu Indonesia Tengah)  yang satu jam lebih cepat dari waktu Bandung yang menggunakan WIB (Waktu Indonesia Barat).

Tuesday, April 23, 2013

Mojok Sambil Melototin Data



Sesuatu yang ada di sudut atau pojok, biasanya akan menarik perhatian. Apalagi kalau disajikan melalui tampilan yang penuh warna-warni. Setelah menarik perhatian, tentu membuat penasaran dan ingin melihat.Ini juga yang dimaksudkan pada Data Corner kreasi Seksi Data dan Informasi. Ya, Data Corner merupakan kreasi dari Seksi Data dan Informasi. Salah satu sudut ruangan di Seksi DAI inilah yang selalu menjadi pusat perhatian dikarenakan hadirnya Data Corner. Sebuah pojok data yang menampilkan berbagai informasi menarik bagi siapa saja yang membutuhkan. Informasi apa saja? Tentunya mengenai data serta informasi Pendidik dan Tenaga Kependidikan.

Wednesday, April 17, 2013

Makna Logo PPPPTK TK DAN PLB BANDUNG


Seiring pergantian nama Lembaga dari semula PPPG Tertulis Bandung menjadi PPPPTK TK DAN PLB Bandung maka berubah pula logo. Kerilianpala PPPPTK TK dan PLB Bandung, Dra Hj. Teriska memiliki ide brilian tentang logo baru ini. Melalui coretan tangan beliaulah logo ini terbentuk. Penulis hanya menerjemahkan saja ke dalam format digital. 

Melalui sebuah diskusi ringan di ruangan Kepala, terciptalah Logo PPPPTK TK DAN PLB BANDUNG (tampak pada gambar). Banyak rekan-rekan yang belum tahu makna yang terkandung dalam logo yang sepintas menyerupai penampakan dua orang ini. Bahkan, teman saya sempat berceloteh ringan, "Ah jiga aki-aki jeung nini-nini,". 
Lantas, apa sih makna logo tersebut.


Dalam logo PPPPTK TK dan PLB terdapat  2 buah bentuk berwarna hijau dan oranye yang berpijak pada dua buah buku berwarna biru.

Hal ini memiliki makna sebagai bentuk kasih sayang. Yakni bentuk pembimbingan orang tua terhadap anak, guru terhadap muridnya. Posisi menunduk menggambarkan sikap kerendahan hati, tidak sombong agar terus mau belajar dengan terus meningkatkan kompetensi dan profesionalisme dalam melayani.
Makna warna memiliki arti tersendiri. Pemberian warna hijau dimaknai sebagai karakter yang menenangkan yang menyeimbangkan emosi, cinta, dan kasih sayang. Sedangkan warna oranye dimaknai sebagai karakter yang kreatif dan bersemangat.

Buku berwarna biru dimaknai sebagai landasan tempat berpijak yang berdasarkan pada ilmu pengetahuan serta melambangkan kepercayaan (warna biru). Sedangkan jumlah buku sebanyak dua buah dimaknai sebagai dua bidang landasan yang menjadi fokus lembaga, yakni bidang Taman Kanak-Kanak dan bidang Pendidikan Luar Biasa.

Kurang lebihnya seperti itulah makna yang terkandung dalam logo tersebut. Sekali lagi, buah pemikiran Kepala PPPPTK TK DAN PLB BANDUNG, ibu Teriska yang melahirkan ide logo tersebut.

Monday, April 15, 2013

Happy-Happy di Putri Gunung

Kalau biasanya saya membuat tulisan mengenai kegiatan kantor. Kali ini, berbekal kamera handphone saja, saya mencoba untuk merekam raut-raut ceria, senda gurau, serta tawa canda teman-teman PPPPTK TK dan PLB Bandung saat melakukan kegiatan Out Bound di Hotel Putri Gunung, Lembang pada penghujung tahun 2012 lalu.

Ini dia video Outbound di Putri Gunung

Tuesday, April 9, 2013

Sertifikat ISO Kembali Diraih


Auditor mengumumkan hasil audit
Selama dua hari, Senin dan Selasa (8 s.d 9 April) lalu, jantung para karyawan P4TK TKPLB Bandung dibuat berdebar-debar. Bagaimana tidak, seritifikat ISO yang telah dua kali diraih dipertaruhkan. Bahkan terancam dicopot. Adalah Ibu Yanti dan Ibu Finka sosok yang membuat jantung berdebar-debar tersebut. Mereka adalah tim auditor dari SAI Global yang datang guna melakukan Audit dalam rangka resertifikasi Sertifikat ISO 9001:2008 yang telah diraih.
"Kami akan assest semua bagian, kami audit semua area mulai hari ini sampai besok siang. Jangan khawatir, semua kebagian diaudit" tegas Ibu Finka dalam acara Opening Meeting Audit Eksternal di Ruang Sidang Utama pada Senin (08/04)lalu.
Audit eksternal terakhir dilakukan pada April tahun 2010. Kegiatan kali ini adalah Audit eksternal rutin tiga tahunan yang selalu dilakukan pihak SAI Global dalam rangka menimang-nimang kelayakan Sertifikat ISO yang diraih suatu lembaga tertentu. Meski hanya berdua, tidak menjamin semua area bebas dari audit. Dengan teliti dan cekatan tim auditor mencecar berbagai pertanyaan guna menilai sistem yang dijalankan.

62 Temuan Jelang Audit Eksternal

Rapat Tinjauan Manajemen
Jelang Audit Eksternal  Serfifikasi ISO 9001:2008 yang akan dilaksanakan pada 8 dan 9 April mendatang ternyata terdapat 62 temuan hasil Audit Mutu Internal (AMI) yang digeber selama 2 hari pada Selasa dan Rabu lalu (19,20/3). 

Ini dikemukakan oleh Kepala Bagian Umum selaku Wakil Manajemen Mutu (WMM), bapak Dr H Agus Djaja dalam Rapat Tinajauan Manajemen (RTM) yang dihelat pada Selasa (3/4) siang di ruang sidang utama PPPPTK TKPLB BANdung. Dari 58 temuan, sebanyak 58 temuan sudah ditindaklanjuti sedangkan empat temuan dibahas bersama dalam RTM yang langsung dipimpin Kepala PPPPTK TK PLB Bandung, bapak Drs E Nurzaman AM MSi MM.



"Semakin banyak temuan semakin bagus, Itu membuat diri kita bercermin dahulu sebelum audit eksternal tiba. Lebih baik bermandi keringat dalam latihan daripada mandi darah saat pertempuran," ujar Bapak Agus Djaja.
Empat temuan yang dibahas dalam RTM diantaranya tentang tingkat kehadiran pegawai yang masih ada pelanggaran, matriks kompetensi yang belum ter-update, lemari arsip serta masa aktif arsip inaktif yang belum baik penanganannya. Poin kehadiran pegawai menjadi fokus perhatian dalam RTM.

Meski Teman, Auditor Internal Tetap Profesional

Auditor sedang mengaudit

Sesuai dengan mandat ISO 9001:2008 yang telah diperoleh, pelaksanaan audit menjadi agenda yang tak bisa dielakkan. Semata-mata agar kontrol  dapat berjalan dengan baik dan sertifikat tersebut bukanlah hiasan semata. Sebelum pelaksanaan audit eksternal, dilakukan audit internal. Ini terlihat pada pelaksanaan audit internal yang dimulai pada Rabu (20/03) lalu.
Para auditor yang terpilih dengan teliti dan seksama mmemeriksa tiap-tiap urusan, seksi, serta bidang di lingkungan PPPPTK TK dan PLB Bandung. Tentu saja, karena dari kalangan internal, audit bisa dibilang berjalan lebih santai dan dalam nuansa kekeluargaan. Terkadang candaan hangat turut mencairkan suasana.Eits, namun bukan berarti mengurangi keprofesionalan para auditor.

"Teman sih teman, kalo urusan audit kita profesional dong. Kalau tidak ada dokumen, akan jadi temuan" tegas salah satu auditor internal, Dadang Supriatna saat melakukan audit di ruang Seksi Data dan Informasi.
Dengan adanya audit internal tentu saja akan menjadi bekal menuju Audit ISO yang sesungguhnya pada beberapa bulan mendatang.

"Dengan temuan-temuan yang berhasil "dikorek" oleh kawan-kawan auditor tentu akan kita lakukan tindakan agar nanti saat audit eksternal kita sudah siap," ujar Kepala Bagian Umum, Dr H Agus Djaja. 

Monday, April 8, 2013

SEJARAH PPPPTK TK-PLB BANDUNG



Dulunya SDLB Belanda

Berbicara mengenai sejarah lembaga, tentu haruslah ditilik dari awal mula berdirinya suatu lembaga. Mengapa PPPPTK TKPLB Bandung disebut sebagai PPPPTK tertua di antara 12 PPPPTK lainnya, ini dikarenakan awal mula berdirinya. Yakni tahun 1918. Seperti sudah kita ketahui, Belanda menjajah Indonesia selama 3,5 abad. Pemerintah kolonial Belanda mengenal istilah Politik Etis atau Politik Balas Budi, dimana pendidikan merupakan salah satu yang menjadi perhatian terhadap Negara jajahannya, yakni Indonesia. Gedung “mungil” ini pada awal pembangunannya, yakni pada tahun 1918, merupakan sebuah Sekolah Dasar Luar Biasa (SDLB) Belanda. Memang tidak banyak informasi yang dapat diambil tentang hal ihwal pendirian SDLB zaman Belanda ini.

Namun, jika melihat dari sejarah perkembangan layanan pendidikan ABK (Anak Berkebutuhan Khusus) di Indonesia, Bandung menjadi tempat pertama kali dibukanya suatu lembaga pendidikan untuk anak tunanetra pada tahun 1901. Dan berdasarkan Surat Keputusan Menteri Pendidikan Pengajaran dan Kebudayaan Republik Indonesia No. F.503 tertanggal 2 Juli 1950, dapat diketahu bahwa memang betul jika pada tahun 1918, gedung yang beralamat di Jalan Dr. Cipto Nomor 9 Bandung adalah SDLB Belanda. Tak heran jika Pemerintah Kotamadya Bandung menjadikan lembaga ini sebagai bagian warisan cagar budaya kota Bandung.

Berantas KKN Lewat Pakta Integritas

Jajaran Pimpinan P4TK TK-PLB Bandung

Tidak hanya partai politik saja yang ramai soal pakta integritas. PPPPTK TK dan PLB Bandung yang merupakan salah satu UPT di bawah Kemdikbud juga menerapkan sebuah pakta integritas. Dengan komitmen tinggi dan diiringi semangat reformasi, kantor yang berlamat di Jalan Dr. Cipto Nomor 9 Bandung ini mengadakan penandatanganan sebuah Pakta Integritas.
Ya, pagi itu, Senin (26/02) di ruang sidang bawah, tiap-tiap pegawai menandatangani secarik kertas berisi komitmen terhadap pemberantasan KKN. Tentu dengan ditandatanganinya dokumen ini, menjadi rambu-rambu bagi tiap PNS untuk lebih bersikap menjaga komitmen selaku abdi negara.
“Wajib hukumnya seluruh pegawai PPPTK TK dan PLB Bandung untuk menandatangani Pakta Integritas” ujar Kepala Bagian Umum, Dr Agus Djaja saat pembukaan acara penandatanganan. Adanya Pakta Integritas sendiri seolah mengigatkan akan bahaya yang tengah dilanda bangsa, yakni krisis moral khususnya mengenai korupsi.
“Ada apa dengan Negara ini” ujar Kepala Bidang Penyelenggaraan dan Fasilitasi, bu Jane Listiana. Momen ini menurut beliau sangat baik dijadikan para staff PPPPTK TK dan PLB Bandung untuk berkontemplasi mengenai kondisi panggung kenegaraan kita. "Pasti ada suatu kondisi di negara kita hingga beberapa lembaga pemerintah, termasuk Kemdikbud tidak ketinggalan membuat pakta ingertitas" sambungnya.

Dengan tujuan yang mulia, mudahan-mudahan ditandatanganinya pakta integritas ini bisa menjadi langkah kecil namun pasti dan berarti untuk membawa bangsa kita dan mencetak insan-insan PNS yang berkomitmen menjaga amanahnya demi masa depan yang lebih baik. (

Sunday, April 7, 2013

Komposer-Komposer Handal P4TK TKPLB

Peserta sedang melakukan take vocal

Jika pada era 80-an dunia anak mengenal tokoh ibu Kasur, ibu Sud, AT Mahmud dan komposer-komposer handal lain yang produktif menelurkan lagu-lagu anak.  Maka, di era "facebook" sekarang ini tampaknya sulit mencari sosok pengganti mereka.

Tentu masih lekat dalam ingatan akan indahnya lirik lagu Kebunku, cerianya alunan nada pada lagu Balonku, atau juga lirik nan edukatif dalam lagu Dua Mata Saya. Namun, semua tergerus dengan hingar-bingar industri musik populer di tanah air yang parahnya menyasar pada anak-anak. Ini tercermin dalam salah satu kontes ajang adu bakat di salah satu televisi yang melibatkan anak-anak. Tak jarang, lagu yang dinyayikan adalah lagu-lagu orang dewasa.

Untuk itu, guna terus menghidupkan lagu-lagu anak, khususnya bagi anak TK, PPPPTK TK dan PLB Bandung tidak tinggal diam. Kegiatan Diklat Musikalisasi Lirik Lagu Anak TK yang digelar di Hotel Takashimaya, Lembang pada 30 Janiari sampai dengan 1 Februari 2013 sukses menelurkan satu album kompilasi lagu anak TK. sebanyak 25 peserta yang terdiri dari 22 WI, 1 cawi dan 2 PTP seketika beralih profesi menjadi komposer lagu. Dengan lirik sederhana, nada yang riang, dan iringan gitar akustik, tak berlebihan rasanya jika peserta sudah layak menggantikan peran ibu Sud atau Ibu Kasur.

Peserta diklat diajari cara membuat lirik, mencari komposisi nada yang pas pada lirik dan menyanyikannya. Satu kamar hotel pun disulap menjadi studio rekaman. Bersama fasilitator, Panji dan tim, seluruh peserta merekam hasil karyanya. Hasilnya, cukup menakjubkan.

"Ternyata banyak artis di kantor kita. Namun saya percaya para WI tetap komitmen menjadi WI meski nanti ada yang mau mengontrak menjadi artis untuk rekaman," canda Kepala PPPPTK TK dan PLB Bandung, E Nurzaman usai mendengarkan lagu hasil karya para WI.

Friday, April 5, 2013

Tantangan Berat KTI Online

Para pengampu KTI Online

Gong Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi (PermenPANRB) No. 16 Tahun 2009 tanggal 10 November 2009 menyoal tentang Jabatan Fungsional Guru dan Angka Kreditnya membuat para pendidik, khususnya Guru untuk lebih meningkatkan komptensi keprofesionalannya. Untuk naik pangkat dari Golongan III/b diwajibkan membuat Karya Inovatif berupa Penelitian, Karya Tulis Ilmiah, Alat Peraga, Modul, Buku, atau Karya Teknologi Pendidikan yang nilai angka kreditnya disesuaikan.

Dengan program KTI Online, sebanyak 500 guru, baik itu TK dan SLB maupun SMP dan SMA dibantu melalui media web agar dapat menulis suatu karya tulis ilmiah. Tidak terasa, sudah 7 tahun "komunitas" KTI Online PPPPTK TK dan PLB terbentuk. Meski tiap tahun jumlah peserta mengalami penyusutan, tak membuat semangat para pengampu menjadi pudar. Ini terlihat dari ToT (Training of Trainer) Pengampu KTI Online yang digelar di Hotel Saphir 15 sampai 17 Juni lalu. ToT yang juga diajadikan ajang temu kangen antar pengampu dari berbagai LPTK ini terasa hangat, santai, dan cenderung kental nuansa kekeluargaan.

Belanja Diklat di PPPPTK TK dan PLB Bandung

Peserta Diklat Guru TK mengunjungi TK Centeh, Bandung

Belum ke Bandung namanya jika belum berbelanja. Ya, kota Bandung dikenal dengan pusat belanjanya yang ternama. Bahkan hingga ke mancanegara. Mulai dari rentetan factory outlet di seputaran Dago dan Jalan Riau, hingga pusat perbelanjaan yang wajib dikunjungi yakni Pasar Baru. 

Namun bukan belanja yang seperti itu yang tampak pada Diklat Implementasi Pendidikan Karakter Bagi Guru TK Kabupaten Paser Provinsi Kalimantan Timur. Diklat yang diikuti 42 orang peserta tersebut cukup singkat, yakni dari tanggal 15 sampai dengan 17 Oktober lalu. Kabupaten Paser, khususnya Dinas Pendidikannya jeli melihat potensi kota Bandung sebagai tempat belanja. Melihat di PPPPTK TK dan PLB Bandung terdapat menu diklat yang menggiurkan, Dinas Pendidikan Kabupaten Paser Provinsi Kalimantan Timur langsung membelanjakan dananya dan membeli diklat khusus guru TK. 

Desakan In 3 Dari Jogya

Peserta Diklat Kepala Sekolah TK-SLB

Pola diklat secara In-On-In yang diterapkan PPPPTK TK dan PLB Bandung terbukti ampuh. Pola In-On-In merupakan pendekatan diklat secara in service learning 1, dimana peserta didiklat selama 7 hari, kemudian dilanjutkan dengan kegiatan on the job learning selama 3 bulan, dan ditutup pada in service learning 2 dengan presentasi hasil keseluruhan kegiatan para peserta. Selain Diklat Supervisi Pengawas, pola in-on-in juga diterapkan pada Diklat Penguatan Kemampuan Kepala Sekolah TK dan SLB. 

Pada In Service Learning 2 yang berlangsung pada 10 sampai dengan 12 Oktober 2012 lalu, para peserta secara serentak menyuarakan diadakan kembali In Service Learning 3. Tentu saja, hal itu membuat suasana penutupan yang tadinya haru berubah menjadi riuh canda dan tawa. Keinginan peserta untuk adanya in 3 sendiri bukan tanpa alasan. Para peserta merasa Diklat yang dilakukan PPPPTK TK dan PLB berbeda dengan diklat-diklat yang pernah diikuti mereka (kepala sekolah, red) sebelumnya. 

"Ini benar-benar diklat yang real. Kita diberikan ilmu, kemudian mau tidak mau diimplementasikan saat OJL dan akhirnya diminta pertanggungjawaban saat in 2 tadi,"terang salah satu peserta dari Banten.  

Dengan metode yang sesuai dan pendekatan pembelajaran yang menyenangkan, para peserta pun larut dan ketagihan untuk terus melaksanakan diklat hingga in 3. Pak Syaiful Hadi, Kepala Bidang Program dan Informasi selaku pejabat yang menutup Diklat pun tak kuasa menahan senyum. "Masukan yang bagus, mungkin karena peserta betul-betul kangen dengan kami-kami ini hingga ingin terus didiklat oleh kami," ujarnya. "Tidak menutup kemungkinan, karena lembaga pun akan melakukan re-design," tambahnya.

Sebanyak 39 orang peserta ikut aktif dalam kegiatan in service learning 2. Tiap-tiap peserta melakukan presentasi selama tujuh menit dengan dipantau langsung oleh dua fasilitator, Dr Dadang Garnida dan Dr Moch Uzer Usman.

Thursday, April 4, 2013

Meski Remedial yang Penting Happy

Setiap akhir sesi diklat, peserta ditest

Remedial bukan lagi barang baru bagi peserta diklat PPPPTK TK dan PLB Bandung. Remedial test yang merupakan tes ulang bagi peserta yang tidak lulus dalam tiap post test mata tataran sepertinya sudah menjadi kata yang familiar. Fenomena remedial juga terlihat saat PPPPTK TK dan PLB Bandung menyelenggarakan Diklat Penguatan Kemampuan Kepala Sekolah TK dan SLB In Service Learning 1 Se Jawa di Hotel Matahari, Yogyakarta 5 sampai 12 Juli lalu.

Dengan keharusan peserta melakukan post test tiap mata tatarannya, tentu membuat peserta diklat serius dan tekun menjalani Diklat yang digawangi Dr Dadang Garnida dan Dr Uzer ini. Maka, saat pengumuman siapa yang diremedial pun menjadi saat-saat menegangkan. Namun, bukan wajah lesu atau muka kecewa saat daftar nama-nama peserta remedial diumumkan, melainkan gelak tawa dan cenderung happy. 

"Biasanya, kalau diremed itu setres. Tapi di sini, terbalik. Yang diremed malah yang terlihat senang ini," ungkap Dr Agus Djaja yang disambut gelak tawa para peserta Diklat.

Meski berulan kali melakukan post test bahkan remedial test, peserta Diklat yang didominasi kaum hawa ini tampak antusias dan gembira. Remedial merupakan kesempatan yang diberikan panitia untuk memperbaiki nilai peserta yang dibawah standar kelulusan, yakni 70. Selama Diklat berlangsung, peserta yang terdiri dari 40 Kepala Sekolah baik TK dan SLB diberikan 8 mata tataran mulai dari Pendidikan Karakter Bangsa, MBS, Induksi, PTS, PK Guru, Kewirausahaan, Kepemimpinan, dan Supervisi Akademik.

Peserta In Service Learning 1 sendiri yang nantinya memenuhi kriteria kelulusan, berhak mendapatkan "golden ticket" untuk melakukan kegiatan On The Job Learning (OJL) di instansi asal dan akan melakukan pelaporan dalam Diklat In Service Learning 2. Untuk kegiatan pendampingan OJL akan dijadwalkan pada Oktober mendatang.

RBI, Siapa Takut

Karyawan P4TK TK-PLB Bandung yang tak takut RBI

Menjadi Pegawai Negeri Sipil (PNS) memegang tanggung jawab besar, terlebih PNS di lingkungan Kementerian Pendidikan Nasional yang notabene berkecimpung di bidang pendidikan, suatu pilar penting dalam pembangunan generasi bangsa. Namun yang terjadi di kalangan masyarakat, efek negatiflah yang tersemat pada diri PNS. Pameo PNS menghambur-hamburkan keuangan negara bukan isapan jempol. Ini dibuktikan dengan habisnya 40 persen anggaran negara untuk PNS. Untuk itu PNS dituntut berkinerja baik, berdedikasi dan bertanggung jawab. Hal inilah yang terkandung dalam semangat Reformasi Birokrasi Internal (RBI) yang tengah gencar digaungkan oleh seluruh elemen Kementerian, terutama Kementerian Pendidikan Nasional.

Tujuan umum pelaksanaan RBI di lingkungan Kemdiknas adalah membangun suatu sistem birokrasi yang berintegritas, efisien, terbuka dan berorientasi pada kebutuhanpublik dalam memberikan layanan prima pendidikan kepada semua pemangku kepentingan untuk mencapai tujuan strategis pendidikan nasional.

Adapun tujuan khusus pelaksanaan reformasi birokrasi di lingkungan Kemdiknas adalah menghasilkan Sistem Layanan Prima Pendidikan kepada semua pemangku kepentingan yang lebih efisien, efektif dan terbuka melalui pembenahan proses, penguatan organisasi dan budaya kerja, penguatan Sumber Daya Manusia, pengembangan sistem dan pemanfaatan Teknologi Informasi dan Komunikasi.

Pusat Pengembangan dan Pemberdayaan Pendidik dan Tenaga Kependidikan Taman Kanak-Kanak dan Pendidikan Luar Biasa (PPPPTK TK dan PLB) Bandung secara resmi ditunjuk oleh BPSDMP-PMP sebagai piloting RBI. Guna menyamakan persepsi, maka digelarlah rapat koordinasi dengan seluruh PPPPTK pada Senin (22/08) lalu bertempat di Aula Indra Jadi Sidi.

Diharapkan dengan RBI akan membentuk mentalitas kerja PNS yang baik. Dalam RBI juga diberlakukan reward dan punishment dalam berkerja. "Tidak ada lagi kerja dan tidak kerja gajinya sama," tegas Kepala Pusat PPPPTK TK dan PLB, Drs E Nurzaman AM MSi.

Gaung perubahan sudah dicanangkan. Tentunya Kini PNS dituntut untuk lebih bekerja dengan sebaik-baiknya melayani masyarakat, khususnya peserta diklat. Reformasi Birokrasi, siapa takut!

Kreatif Boleh, Tapi Jangan Lebay

Seorang peserta berinteraksi dengan pembicara

Grrr...gelak tawa langsung membahana kala sesosok pembicara muda nan atraktif tampil dengan banyolan-banyolan dan gurauan-gurauan segarnya. Tampil polos layaknya pengajar TK, kak Andi Yudha, membius para peserta Seminar Creativity Days For Teachers di Asrama Haji Surabaya (21-22/03) lalu.

Tanpa malu dan canggung, pembicara yang mahir menirukan bunyi-bunyian hewan ini mengajak para peserta untuk kreatif dalam membimbing anak didiknya masuk ke kelas. Suasana panasnya kota Surabaya tidak membuat antusiasme peserta turun.

"Anda boleh kreatif ibu-ibu dan bapak. Tapi jangan lebay. Cape nanti kita," tegur kak Andi pada salah satu peserta yang disambut gelak tawa.

Menjadi kreatif diperlukan pada pendidik PAUD dan TK agar dapae menciptakan suasana kelas yang menyenangkan. Untuk itu, para pendidik diminta agar lebih mampu mengeskplorasi bakat serta kemauan dari peserta didik.

"Dalam diri anak, potensi itu banyak yang bahkan kita sendiri tidak mengerti,"tambahnya.

Seminar Creativity Days For Teacher sendiri merupakan rangkaian kegiatan yang diprakarsai oleh Alumni ITB Komisariat 85 bekerjasama dengan PPPPTK TK dan PLB Bandung. Hajat bersama ini telah digelar sejak tahun 2010 di berbagai kota di tanah air dengan target 10 ribu guru. Kepala PPPPTK TK dan PLB Bandung, bapak Nurzaman dalam sambutannya menegaskan pentingnya kompetensi dan profesionalisme guru.